Foto: ist |
LINGGA | ESNews - Kekesalan Satriyadi terhadap Pengaturan BUMD PT Pembangunan Selingsing Mandiri (PT.PSM) Kabupaten Lingga nampak sudah memuncak hingga sampai keubun-ubun. Hal ini terkait pengelolaan produksi kemasan air mineral berlogo Gunung Daik yang terus tidak ada tindak lanjutnya hingga saat ini, tidak ada kabar sama sekali, sebagai seorang aktivis organisasi masyarakat, Satriyadi mempertanyakan tentang pakumnya pengelolaan BUMD tersebut, dan Satriyadi yang notabenenya sebagai Ketua LAMI DPC Kabupaten Lingga mengecam keras kinerja Kabag Ekonomi Setdakab Lingga yang dinilainya tidak memiliki ketegasan "Kita tau jika Bagian Ekonomi Setdakab Lingga itu sebagai Leadership dalam urusan BUMD ini tersebut, saya kesal betul melihat kinerja mereka dibagian ekonomi kantor Bupati Lingga itu, terkesan tidak berbuat apa-apa, terkesan diam saja" ungkap Satriyadi, Rabu (1/4/24).
Tidak beroperasinya pengelolaan Produksi Kemasan air mineral merk Gunung Daik yang dikelola oleh BUMD PT.Pembangunan Selingsing Mandiri milik Pemerintah Kabupaten Lingga, Provinsi Kepulauan Riau itu, membuat kesal hati sejumlah masyarakat Lingga, terutama untuk seorang Satriyadi, yang selama kifrah beliau, dalam menakhodai Ormas LAMI DPC Kabupaten Lingga, sudah banyak sekali angkat bicara, senantiasa kritis dan aspiratif dalam bersuara untuk kepentingan masyarakat dan kemajuan Lingga ini, bahkan sampai pernah melaporkan kinerja seseorang kepihak Aparat Penegak Hukum (APH) setempat.
Satriadi ini sepertinya tidak pernah diam dalam memperhatikan dan berjuang untuk kepentingan sosial masyarakat.
Kali ini kembali Satriyadi kesal melihat pakumnya pengelolaan BUMD Kabupaten Lingga yang dinilainya sudah mati suri itu. Kekesalan Satriyadi ini tercermin dari statemennya, "Jika memang sudah tidak mampu lagi untuk mengendalikan BUMD PT Pembangunan Selingsing Mandiri itu, sudah tidak punya tenaga lagi untuk menggerakkan roda produksi kemasan air mineral merk Gunung Daik itu, sebaiknya Direktur dan jajaran Direksi BUMD yang saya nilai gagal mengelola Badan Usaha Milik Daerah itu, ya jangan malu-malu, segera mundur saja, serahkan saja pengelolaannya kepihak lain yang mau untuk mengelolanya, jangan pakum begini terus, sayang kalau hal itu terus dibiarkan"
"Saya sudah mendengar bahwa, banyak pihak swasta yang tertarik untuk mengambil alih pengelolaan Produksi air mineral merk Gunung Daik itu, dan yang lebih parahnya lagi, saya juga sempat mendengar bahwa, Bupati lingga sudah mengintruksikan kepada Kabag Ekonomi Setdakab Lingga untuk melakukan langkah-langkah positif dalam perbaikan sistem sipengelolaan BUMD tersebut, namun disinyalir katanya hal itu sudah disampaikan oleh Kabag Ekonomi Lingga kepada Direktur BUMD tersebut, tetapi tidak ada jawaban dari Bung Direktur BUMD itu, kenapa begitu?"
"Khusus kepada Kepala Bagian Ekonomi Setdakab Lingga itu, harus tegas dalam melaksanakan intruksi Bupati Lingga untuk urusan ini, lakukanlah yang terbaik untuk kemajuan daerah ini, jangan sampai rasa malas untuk menyelesaikan persoalan ini membuat semuanya jadi porak poranda seperti ini, ya berbuatlah untuk kemajuan daerah ini Bos, jika memang tidak punya keberanian melaksanakan intruksi Bupati itu, ya lebih baik mundur saja".
"Sayang sekali terhadap anggaran daerah yang sudah dihabiskan mereka hingga belasan milyaran rupiah untuk BUMD itu, hilang begitu saja, kalau tau BUMD itu gagal, anggaran belasan milyar itu lebih baik berikan kepada kaum duafa dan anak yatim, jelas luncurannya" demikian pungkas rasa kesal Satriyadi menutupnya.
Hingga berita ini disiarkan, Dirut BUMD Kabupaten Lingga belum bisa dikonfirmasi terkait penjelasan dan atau alasan pakumnya produksi air mineral berlogo Gunung Daik tersebut.
Berita: Jiprizal
Penulis: Suryadi Hamzah
Sumber: Tim AJO Indonesia DPC Kabupaten Lingga