Menko Perekonomian RI, Airlangga Hartarto berjabat tangan dengan Kepala BP Batam, Muhammad Rudi. (Foto: Humas BP Batam) |
BATAM | ESNews - Badan Pusat Statistik (BPS) Kota Batam mencatat, ekonomi Batam tumbuh meroket dengan persentase 6,84 persen tahun 2022 lalu.
Menko Perekonomian RI, Airlangga Hartarto, pun mengapresiasi kabar positif tersebut.
Menurutnya, Batam menjadi penopang ekonomi Provinsi Kepri yang hanya mendapat capaian 5,09 persen sepanjang tahun 2022.
"Ini sebuah pencapaian yang baik. Pertumbuhan ekonomi Batam ke depan bakal terus meningkat seiring potensi investasi yang saat ini akan terus direalisasikan," ujar Airlangga dalam pidatonya di Sekretariat Kementerian Koordinator Bidang Perekonomian RI, Gedung Ali Wardhana, Rabu (12/4/2023).
Tidak hanya itu, Airlangga juga mengapresiasi kerja keras BP Batam, di bawah kepemimpinan Muhammad Rudi, yang saat ini sedang gencar mempersiapkan beberapa rencana strategis. Satu di antaranya adalah pengembangan Pulau Rempang sebagai kawasan ekonomi khusus.
Ia yakin, pengembangan Pulau Rempang bakal memberikan nilai positif untuk Kota Batam di tengah persaingan investasi saat ini.
Tidak hanya itu, sejumlah langkah strategis BP Batam dalam meningkatkan realisasi investasi diyakini Airlangga akan kembali meningkatkan pertumbuhan ekonomi daerah ke depannya.
"Kemajuan Kota Batam ini adalah suatu hal yang sudah kita nantikan. Kalau dilihat dari Singapura, saya ingin Batam menyala," pungkasnya.
Untuk diketahui, pertumbuhan ekonomi Batam naik 2,09 persen dibandingkan laju pertumbuhan ekonomi tahun 2021 lalu yang hanya mencatatkan persentase sebesar 4,75 persen.
Berdasarkan catatan Pusat Pengembangan BP Batam, pencapaian Kota Batam jauh lebih tinggi dibandingkan persentase Provinsi Kepri (5,09 persen) dan Nasional (5,31 persen).
Dari catatan tersebut, kontribusi terbesar pertumbuhan ekonomi Kota Batam tahun 2022 datang dari industri pengolahan dengan persentase mencapai 58,05 persen. Lalu disusul dari sektor konstruksi dengan persentase 20,23 persen.
Tingginya pertumbuhan ekonomi ini pun juga tak terlepas dari rencana strategis BP Batam dalam mengembangkan Kota Batam ke depan.
"Pertumbuhan ekonomi Kota Batam lebih baik dari kabupaten/kota lainnya. Ini berkat dukungan dan usaha dari seluruh pihak, saya titip pembangunan saat ini untuk kita semua," ungkap Kepala BP Batam, Muhammad Rudi.
Rudi optimistis, pertumbuhan ekonomi Kota Batam bakal menyentuh angka tujuh persen pada tahun 2023.
Bukan tanpa alasan, bagi Rudi, pertumbuhan ekonomi tak terlepas dengan peningkatan investasi di Kota Batam.
Investasi dipandang sebagai hal penting untuk pembangunan dan peningkatan ekonomi daerah.
Keberhasilan BP Batam dalam mendongkrak peningkatan nilai investasi juga merupakan suatu pencapaian yang tak bisa dilepaskan dalam laju pertumbuhan ekonomi daerah.
Pasalnya, realisasi investasi Batam mencapai Rp 13,63 triliun di tahun 2022.
Realisasi investasi tersebut didominasi oleh penanaman modal asing (PMA) dengan persentase 82 persen atau setara Rp 11,11 triliun dengan jumlah 1.738 proyek.
Sedangkan penanaman modal dalam negeri (PMDN) di Batam mencapai Rp 2,52 triliun dengan total 2.153 proyek.
Dengan lokasi Batam yang strategis untuk jalur perdagangan internasional ataupun kegiatan ekspor-impor, bukan tak mungkin jika pertumbuhan ekonomi bakal terus naik ke depannya.
"Mari bersama-sama kita jaga iklim investasi di Kota Batam," pungkasnya. (r/Esn)
Menko Perekonomian RI, Airlangga Hartarto, pun mengapresiasi kabar positif tersebut.
Menurutnya, Batam menjadi penopang ekonomi Provinsi Kepri yang hanya mendapat capaian 5,09 persen sepanjang tahun 2022.
"Ini sebuah pencapaian yang baik. Pertumbuhan ekonomi Batam ke depan bakal terus meningkat seiring potensi investasi yang saat ini akan terus direalisasikan," ujar Airlangga dalam pidatonya di Sekretariat Kementerian Koordinator Bidang Perekonomian RI, Gedung Ali Wardhana, Rabu (12/4/2023).
Tidak hanya itu, Airlangga juga mengapresiasi kerja keras BP Batam, di bawah kepemimpinan Muhammad Rudi, yang saat ini sedang gencar mempersiapkan beberapa rencana strategis. Satu di antaranya adalah pengembangan Pulau Rempang sebagai kawasan ekonomi khusus.
Ia yakin, pengembangan Pulau Rempang bakal memberikan nilai positif untuk Kota Batam di tengah persaingan investasi saat ini.
Tidak hanya itu, sejumlah langkah strategis BP Batam dalam meningkatkan realisasi investasi diyakini Airlangga akan kembali meningkatkan pertumbuhan ekonomi daerah ke depannya.
"Kemajuan Kota Batam ini adalah suatu hal yang sudah kita nantikan. Kalau dilihat dari Singapura, saya ingin Batam menyala," pungkasnya.
Untuk diketahui, pertumbuhan ekonomi Batam naik 2,09 persen dibandingkan laju pertumbuhan ekonomi tahun 2021 lalu yang hanya mencatatkan persentase sebesar 4,75 persen.
Berdasarkan catatan Pusat Pengembangan BP Batam, pencapaian Kota Batam jauh lebih tinggi dibandingkan persentase Provinsi Kepri (5,09 persen) dan Nasional (5,31 persen).
Dari catatan tersebut, kontribusi terbesar pertumbuhan ekonomi Kota Batam tahun 2022 datang dari industri pengolahan dengan persentase mencapai 58,05 persen. Lalu disusul dari sektor konstruksi dengan persentase 20,23 persen.
Tingginya pertumbuhan ekonomi ini pun juga tak terlepas dari rencana strategis BP Batam dalam mengembangkan Kota Batam ke depan.
"Pertumbuhan ekonomi Kota Batam lebih baik dari kabupaten/kota lainnya. Ini berkat dukungan dan usaha dari seluruh pihak, saya titip pembangunan saat ini untuk kita semua," ungkap Kepala BP Batam, Muhammad Rudi.
Rudi optimistis, pertumbuhan ekonomi Kota Batam bakal menyentuh angka tujuh persen pada tahun 2023.
Bukan tanpa alasan, bagi Rudi, pertumbuhan ekonomi tak terlepas dengan peningkatan investasi di Kota Batam.
Investasi dipandang sebagai hal penting untuk pembangunan dan peningkatan ekonomi daerah.
Keberhasilan BP Batam dalam mendongkrak peningkatan nilai investasi juga merupakan suatu pencapaian yang tak bisa dilepaskan dalam laju pertumbuhan ekonomi daerah.
Pasalnya, realisasi investasi Batam mencapai Rp 13,63 triliun di tahun 2022.
Realisasi investasi tersebut didominasi oleh penanaman modal asing (PMA) dengan persentase 82 persen atau setara Rp 11,11 triliun dengan jumlah 1.738 proyek.
Sedangkan penanaman modal dalam negeri (PMDN) di Batam mencapai Rp 2,52 triliun dengan total 2.153 proyek.
Dengan lokasi Batam yang strategis untuk jalur perdagangan internasional ataupun kegiatan ekspor-impor, bukan tak mungkin jika pertumbuhan ekonomi bakal terus naik ke depannya.
"Mari bersama-sama kita jaga iklim investasi di Kota Batam," pungkasnya. (r/Esn)