Pelabuhan Internasional Tanjung Balai Karimun. (Foto: Ist) |
Sekretaris Jenderal Permai, Dato’ Muhamad Zainul Arifin, S.H, M.H, D.P.M.P meminta Kepala KSOP Tanjung Balai Karimun dapat berdiri tegak lurus tanpa terpengaruh
terhadap tekanan-tekanan karena suatu kepentingan kelompok yang dapat menimbulkan kerugian masyarakat luas.
Zainul menuturkan, Pelabuhan merupakan obyek vital yang tidak hanya melayani penumpang tetapi juga angkutan barang, logistik masyarakat serta berfungsi sebagai
salah satu simpul sarana prasarana penanggulangan bencana nasional seperti supply obat-obatan, mobilisasi personil medis dan keamanan Negara.
“Pelabuhan Internasional yang menghubungkan langsung antara Malaysia-Indonesia menunjukkan adanya hubungan kerjasama bilateral yang baik antar kedua negara, tidak boleh ditutup sembarangan” ucapnya lewat siaran persnya, Senin (27/2/2023).
Menurutnya, permintaan ormas tersebut tidak merepresentatifkan kepentingan publik melainkan hanya mewakili kepentingan sekelompok pengusaha.
“Dalam berita itu sangat jelas, alasan mereka meminta menutup Pelabuhan karena sulit mendapatkan SLOT/Trayek dari Perbadanan Pengangkutan Awam Johor (PAJ) di Malaysia, kenapa pelabuhan yang minta ditutup ?” ungkapnya.
Ia menambahkan, masing-masing negara mempunyai aturan, undang-undang dan kedaulatan negara yang harus kita hormati bersama dan sangat tidak elok
apabila kita ikut campur dan mengatur kebijakan dari negara lain.
“Permai ini menaungi Masyarakat Indonesia termasuk masyarakat Karimun yang ada di Malaysia, baik itu Tenaga Kerja, Pelajar/Mahasiswa maupun Pengusaha, akibat isu
ini kami merasa gak enak di negara orang, apakah orang-orang ini harus
dikorbankan karena bisnis mereka?pungkasnya.
Terakhir Zainul meminta agar masyarakat tidak termakan isu-isu negatif apalagi sampai terhasut tanpa memahami pokok persoalan.
"Mohon masyarakat dapat mencerna isu-isu itu dengan baik, jangan sampai terhasut, karena masalah ini murni masalah bisnis dengan negara Malaysia” ujarnya mengakhiri. (*)
Menurutnya, permintaan ormas tersebut tidak merepresentatifkan kepentingan publik melainkan hanya mewakili kepentingan sekelompok pengusaha.
“Dalam berita itu sangat jelas, alasan mereka meminta menutup Pelabuhan karena sulit mendapatkan SLOT/Trayek dari Perbadanan Pengangkutan Awam Johor (PAJ) di Malaysia, kenapa pelabuhan yang minta ditutup ?” ungkapnya.
Ia menambahkan, masing-masing negara mempunyai aturan, undang-undang dan kedaulatan negara yang harus kita hormati bersama dan sangat tidak elok
apabila kita ikut campur dan mengatur kebijakan dari negara lain.
“Permai ini menaungi Masyarakat Indonesia termasuk masyarakat Karimun yang ada di Malaysia, baik itu Tenaga Kerja, Pelajar/Mahasiswa maupun Pengusaha, akibat isu
ini kami merasa gak enak di negara orang, apakah orang-orang ini harus
dikorbankan karena bisnis mereka?pungkasnya.
Terakhir Zainul meminta agar masyarakat tidak termakan isu-isu negatif apalagi sampai terhasut tanpa memahami pokok persoalan.
"Mohon masyarakat dapat mencerna isu-isu itu dengan baik, jangan sampai terhasut, karena masalah ini murni masalah bisnis dengan negara Malaysia” ujarnya mengakhiri. (*)