Keberadaan gudang beras yang diduga tempat praktik oplos beras di kawasan Union Batu Ampar, Kota Batam. (Foto: Esnews) |
BATAM | ESNews - Praktik oplos mengoplos beras sudah jamak terjadi di wilayah Kota Batam. Bahkan praktik curang ini sudah menjadi rahasia umum.
Seperti halnya yang terjadi di salah satu pergudangan di kawasan Union Batu Ampar, Kota Batam. Diduga gudang yang beralamat di Blok A2 Nomor 7 itu melakukan kegiatan oplos beras.
Beredar informasi, dugaan kegiatan oplos mengoplos beras di gudang tanpa plang perusahaantersebut sudah berlangsung sejak lama.
Menurut sumber Esnews, campuran beras yang diolpos itu berasal dari luar negeri yakni beras impor asal Vietnam.
"Modusnya, beras yang dioplos antara beras lokal dengan beras impor ilegal.
Beras-beras itu kemudian dikemas ulang dalam sebuah karung dengan merek premium.
"Awalnya beras yang didatangkan dari luar negeri itu dalam kemasan polos berwarna putih, kemudian dioplos dengan beras lokal dengan berbagai merek. Selanjutnya dijual dengan harga tinggi di pasaran," tambahnya.
Lebih lanjut, keberadaan beras oplosan ini tidak hanya dipasarkan di wilayah Kepri saja. Bahkan pasarannya tembus ke berbagai daerah Indonesia.
Informasi yang dihimpun, praktik beras oplos di gudang itu disebut-sebut dikendalikan oleh seorang pria berinisial AL.
Diketahui, nama AL ini sudah tak asing lagi terdengar di Kota Batam. AL merupakan pengusaha importir beras. Bahkan salah satu bos besar pemasok sembako dari luar negeri ke wilayah Batam.
"Ya, dia lah salah satu bos besar pemasok sembako asal luar negeri ke wilayah Kota Batam," ucap sumber.
Pantauan wartawan, tampak sejumlah kendaraan motor terparkir tepat di depan gudang yang diketahui adalah milik para karyawan dan satu unit kontainer berwarna biru. Sementara pintu rolling door gudang tertutup rapat.
Hingga berita ini diterbitkan, redaksi Esnews masih berupaya melakukan konfirmasi ke pihak pengusaha dan Disperindag Kota Batam. (Esn)
Seperti halnya yang terjadi di salah satu pergudangan di kawasan Union Batu Ampar, Kota Batam. Diduga gudang yang beralamat di Blok A2 Nomor 7 itu melakukan kegiatan oplos beras.
Beredar informasi, dugaan kegiatan oplos mengoplos beras di gudang tanpa plang perusahaantersebut sudah berlangsung sejak lama.
Menurut sumber Esnews, campuran beras yang diolpos itu berasal dari luar negeri yakni beras impor asal Vietnam.
"Modusnya, beras yang dioplos antara beras lokal dengan beras impor ilegal.
Beras-beras itu kemudian dikemas ulang dalam sebuah karung dengan merek premium.
"Awalnya beras yang didatangkan dari luar negeri itu dalam kemasan polos berwarna putih, kemudian dioplos dengan beras lokal dengan berbagai merek. Selanjutnya dijual dengan harga tinggi di pasaran," tambahnya.
Lebih lanjut, keberadaan beras oplosan ini tidak hanya dipasarkan di wilayah Kepri saja. Bahkan pasarannya tembus ke berbagai daerah Indonesia.
Informasi yang dihimpun, praktik beras oplos di gudang itu disebut-sebut dikendalikan oleh seorang pria berinisial AL.
Diketahui, nama AL ini sudah tak asing lagi terdengar di Kota Batam. AL merupakan pengusaha importir beras. Bahkan salah satu bos besar pemasok sembako dari luar negeri ke wilayah Batam.
"Ya, dia lah salah satu bos besar pemasok sembako asal luar negeri ke wilayah Kota Batam," ucap sumber.
Pantauan wartawan, tampak sejumlah kendaraan motor terparkir tepat di depan gudang yang diketahui adalah milik para karyawan dan satu unit kontainer berwarna biru. Sementara pintu rolling door gudang tertutup rapat.
Hingga berita ini diterbitkan, redaksi Esnews masih berupaya melakukan konfirmasi ke pihak pengusaha dan Disperindag Kota Batam. (Esn)