Sekretaris DPC PDI Perjuangan, Ernawati foto bersama dengan kader dan pengurus partai. (Foto: Faisal) |
BATAM | ESNews - Buntut dari postingan berita hoaks yang dilakukan oleh Staf Khusus Gubernur Kepri, Safaruddin Aluan, menimbulkan aksi dari seluruh kader dan pengurus Partai berlambang Banteng bermoncong putih ini.
Mengingat, postingan yang dilakukan oleh Safarudin Aluan itu memunculkan ketidak kondusifan dari iklim perpolitikan di Provinsi Kepulauan Riau
Sebagaimana yang marak diberitakan, Safarudin Aluan diduga melakukan pencemaran nama baik Sekjen PDIP Hasto Kristianto di grup WhatsApp.
Sekretaris DPC PDI Perjuangan Kota Batam, Ernawati mengatakan buntut dari postingan yang dilakukan oleh Staf Khusus Gubernur Kepri itu membuat iklim pepolitikan di Kepri tidak kondusif. Tentunya, hal itu sangat merugikan PDI Perjuangan.
"Apa yang dilakukan oleh saudara Safarudin Aluan yang tercatat sebagai staf khusus Gubernur Kepri ini membuat iklim pepolitikan di Kepri tidak kondusif. Dan sangat merugikan PDI Perjuangan," ungkap Erna saat ditemui usai penutupan penjaringan Bacaleg Sementara PDI Perjuangan minggu lalu.
Tidak hanya itu saja, seluruh kader mulai dari Anak Ranting, Ranting, PAC dan juga DPC kota Batam yang tergabung didalam group besar PDI Perjuangan sempat memanas melihat postingan itu. Sebagian besar kader marah atas postingan tersebut.
Dimana dalam group WA tersebut, Sarafuddin Aluan meneruskan pesan sebagai berikut:
“KPK melakukan tangkap tangan Hasto Kristianto. KPK menemukan uang sebesar 50 M. Kalau bener. Mencret nih si Hasto…”
“PDIP contoh preseden buruk partai dalam korupsi” tulis pesan yang diteruskan Sarafuddin Aluan.
Masih menurut Erna, seharusnya ketika mendapatkan informasi dari media sosial dan lainnya yang belum bisa dipertanggungjawabkan kebenarannya, hendaknya para pengguna medsos tersebut bijak dan mencari tahu terlebih dahulu kebenarannya.
"Jangan setiap informasi yang didapat dari medsos itu ditelan bulat-bulat tanpa harus dicari tahu kebenarannya. Apalagi dia orang dekatnya Gubernur Kepri. Masak tidak dipikir terlebih dahulu sebelum melakukan sesuatu," ucap Erna kesal.
Atas dasar itulah, dia mendukung DPD PDI Perjuangan Provinsi Kepri yang cepat tanggap mengambil langkah hukum dengan melaporkan Aluan ke Mapolda Kepri pada, pada Jumat (30/9/2022) minggu lalu.
"Kami sangat mendukung langkah hukum yang dilakukan oleh DPD PDI Perjuangan Provinsi Kepri, dengan melaporkan Safarudin Aluan.ke Mapolda Kepri," tegasnya.
Kenapa sikap tegas itu harus dilakukan, tujuannya adalah untuk memberi pelajaran untuk semua orang, bahwasannya dituntut harus bijak dalam menggunakan media sosial. Dan, sampai sampai terjerumus seperti yang dilakukan oleh stafsus Gubernur Kepri ini.
"Contohnya, anak SMP saja ketika mendapatkan informasi, mereka terlebih dahulu mengecek kebenarannya. Apalagi dia (Safarudin Aluan) yang notabene adalah stafsus Gebernur Kepri," imbuhnya.
Masih menurut Erna, akibat dari perbuatan itu kader-kader PDI Perjuangan yang bisa dikatakan sepuh bermunculan, dan ikut terbawa emosi dengan aksi yang dilakukan oleh stafsus Gubernur Kepri itu.
"Nah itulah kalau di PDI Perjuangan. Kalau satu disakiti maka yang lainnya juga merasa sakit," ujarnya.
Lanjutnya, di internal partai pun, Sekjen PDI Perjuangan, Hasto Kristianto selalu mengingatkan kepada seluruh kader partai untuk pandai-pandai memanfaatkan dunia digitalisasi seperti saat ini. Jangan sampai para kader terjebak dengan berita-berita hoaks yang belum bisa dipastikan kebenarannya.
"Jangan sampai memberikan contoh yang buruk. Kalau kita bisa mawas diri, Insya Allah kita akan terjaga," harapnya.
Sebagaimana diberitakan sebelumnya, pelecehan terhadap politisi partai PDI Perjuangan tersebut, dilakukan Sarafuddin Aluan melalui group WhatsApp #KEPRI DISCUSSION. (Fay)